APDI Dukung Pembentukan Asosiasi Jurnal Ilmu Dakwah



Bandung, Perkumpulan Akademisi dan Profesi Dai Indonesia (APDI) memberikan dukungan pada kegiatan deklarasi pembentukan Asosiasi Jurnal Ilmu Dakwah, yang kemudian berganti nama menjadi Perkumpulan Pengelola Jurnal Ilmu Dakwah (PPJID) Kamis, (26/06/2019).   Kegiatan deklarasi ini dilaksanakan bersamaan dengan workshop dan pendampingan akreditasi jurnal ilmu dakwah yang diadakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi di Hotel Grand Tjokro Bandung.

Dr. Soiman, M.Ag, Ketua APDI sekaligus dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumatera Utara turut hadir dalam acara deklarasi ini. Ia berharap melalui asosiasi pengelola jurnal ini diharapkan bisa membantu jurnal-jurnal dakwah di PTKI seluruh Indonesia agar bisa semakin baik dalam manajemen dan kualitas jurnal yang diterbitkannya. 

Dalam acara deklarasi tersebut terpilih Dr. Uwes Fatoni, M.Ag Ketua Unit Penerbitan Jurnal Ilmu Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Ia mengungkapkan alasan pembentukan asosiasi tersebebut yaitu sebagai media untuk mengatasi keterbatasan publikasi jurnal ilmu dakwah. Saat ini menuruthnya kebutuhan media publikasi ilmiah dosen fakultas Dakwah dan komunikasi se-Indonesia sangat tinggi namun belum seimbang dengan jumlah jurnal yang terakreditasi Sinta. Untuk itu, ia menilai inisiasi pembentukan PPJID menjadi kebutuhan dan dukungan dari APDI sangat besar.

“Diharapkan melalui asosiasi ini, Jurnal Ilmu Dakwah semakin banyak yang terakreditasi dan masuk sinta. Saat ini baru 7 Jurnal Ilmu Dakwah yang sudah terakreditasi Sinta, dalam kegiatan percepatan di Bandung bertambah 14 jurnal,” pungkasnya.

Pendampingan Akreditasi Jurnal

Kegiatan pendampingan di Bandung ini merupakan bagian dari kegiatan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang menargetkan sejumlah 8000 jurnal terakreditasi Sinta pada taun 2019. Untuk melakukan percepatan tersebut, Kemristekdikti melakukan pendampingan dan workshop yang berlangsung 2 hari di Bandung dari tanggal 26-28 Juni. Kegiatan ini merupakan bagian dari 40 batch kegiatan serupa di seluruh Indonesia. Bandung sendiri menjadi tempat ke 13 dalam melakukan percepatan tersebut, setelah sebelumnya dilakukan di Majene Sulawesi Barat belum lama ini.

Workshop dan Pendampingan percepatan akreditasi jurnal ilmiah elektronik yang melibatkan 40 peserta dari perguruan tinggi negeri dan swasta yang berasal dari wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Tengah, NTB, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Para peserta kegiatan pendampingan akreditasi jurnal di Bandung mayoritas adalah pengelola jurnal ilmu dakwah.

Dikatakan Kepala Subdit Fasilitasi Jurnal Ilmiah Kemenristekdikti, Dr. Lukman, S.T., M.Hm. untuk mengejar target sampai 8000 jurnal tersebut, kemenristekdikti gencar melakukan workshop sekaligus pendampingan, bekerjasama dengan asosiasi jurnal dan sejumlah perguruan tinggi di daerah. Batch ke 13 sendiri bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Bandung.

“Dari 8000 target pada tahun 2019, minimal 1600 diharapkan terakreditasi yang difasilitasi oleh percepatan dan pendampingan, sementara 1800 jurnal jadi target kementerian untuk para rektor perguruan tinggi, sisanya baru melalui jalur regular,” terangnya di Hotel Grand Tjokro Bandung, Kamis (26/6/2019)

Dari 8000 jurnal terakreditasi tersebut, sambungnya, target kemenristekdikti tidak akan muluk-muluk yang penting masuk Sinta 2 sampai dengan 6.

“Kita gak muluk-muluk, yang penting masuk dulu sinta, tahun ini belum ke kualitas, tapi kuantitas, yang penting masuk Sinta 2 sampai dengan 6. Kita kasih tau tim jurnal masing-masing, kekurangan di sini, salahnya di sini. Baru tahun depan kita ke kualitas.” ujarnya yakin.

Editor: Wilujeng Nuril Sabila 
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.